Setelah postingan terakhir saya menjelaskan tanda-tanda i’rob rofa ‘e nashob (Anda dapat membaca lebih lanjut tentang rob rofa Di Sini dan tentang i’rob nashob Di Sini) Pada postingan kali ini saya akan menjelaskan secara detail apa saja tanda-tanda i’rob jar dalam ilmu nahwu.
Sebuah kata dapat diketahui bacaan jar jika memiliki salah satu dari 3 tanda i’rob jar, tanda tersebut adalah: vokal kasroh, huruf yaa, vokal fathah. Nah, dari ketiga tanda tersebut casroh adalah tanda yang biasanya melambangkan i’rob jar (atau tanda utama i’rob jar adalah kasroh) dan dua tanda lainnya adalah pengganti kasroh.

Bagan di atas menjelaskan pembagian tanda rob jar dan lokasinya. dengan rincian sebagai berikut:
A. Kasroh (ٍ)
Seperti yang saya sebutkan di atas, kasroh adalah tanda yang biasanya mewakili i’rob jar atau tanda utama i’rob jar, jadi jika ada isim (kata benda) yang memiliki vokal kasroh maka bisa dibaca sebagai ‘dan jar, kecuali bila dalam bentuk jamak munnats salim, bila nashob dibaca tandanya juga menggunakan kasroh.
Tanda apapun casrohmaka itu menjadi tanda guci di tiga tempat:
- Isim Mufrad
Isim atau kata benda yang menunjukkan arti satu, misalnya: كِتَابٌ berarti “buku” atau “buku”. baik, tempat pertama untuk casroh isim mufrad (menunjukkan arti satu), perhatikan contoh berikut:
dia pergi ke sekolah أَذْهَبُ إِلَى المَدْرَسَةِ
Perhatikan huruf ta’ legatoh’ـةِ‘pada kata yang saya tandai biru’المَدْرَسَةِ“, kata tersebut memiliki vokal kasroh dan termasuk isim mufrad (menunjukkan arti satu) selain itu juga diucapkan jar karena sebelumnya ada huruf jar yaitu kata “ إِلَى‘.
2. Jamak Penaksir
Tempat kedua untuk kasroh yang merupakan tanda i’rob jar adalah jamak taksir, jamak taksir sendiri adalah isim (kata benda) yang menunjukkan lebih dari 2 atau beberapa arti dan termasuk bentuk jamak yang tidak beraturan, misalnya: كُتُبٌ (buku). Contoh evaluasi jamak dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:
العُلَمَاءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ Para ulama adalah pewaris para nabi
Perhatikan huruf yang saya tandai dengan warna biru ‘ الأَنْبِيَاءِ‘kata tersebut memiliki vokal kasroh dan termasuk dalam kata jamak taksir (jamak yang dipisahkan dari bentuk aslinya). Selain itu juga menempati posisi mudhof ilaih, dan ketika isim menjadi mudhof ilaih, maka harus dibaca. guci dan seperti yang telah disebutkan karena takar jamak adalah salah satu tempat kasroh dibacakan guci, maka takar jamak ketika keadaan guci harus dibaca dengan kasroh.
Contoh lain:
Aku melihat banyak buku di perpustakaan نَظَرْتُ إِلَى كُتُبٍ كَثِيْرَةٍ فِي المَكْتَبَةِ
Hati-hati dengan huruf baa’B” pada kata yang saya tandai dengan warna biru ‘ كُتُبٍ‘kata tersebut memiliki vokal kasroh tanwin dan termasuk dalam bentuk jamak taksir (jamak yang dipisahkan dari bentuk aslinya) harus dibaca jar karena sebelumnya ada huruf jar yang berbentuk ‘ إِلَى‘dan seperti yang sudah disebutkan, karena jamak taksir adalah salah satu tempat membaca kasroh jar, jamak taksir bila syaratnya jar harus dibaca dengan kasroh.
3. Jamak Muannats Salim
Tempat dhomah selanjutnya yang bertanda i’rob rofa adalah jamak muannats salim, jamak ini jamak biasa (السَّالِمِ) khusus untuk wanita (المُؤَنَّثِ). Contoh: ‘beriman (pr).‘ مُؤْمِنَاتٌ . Contoh jamak muannats salim yang dibaca rofa adalah:
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى المُسْلِمَاini Menuntut ilmu itu wajib bagi umat Islam (pr)
Perhatikan huruf yang saya tandai dengan warna hijau ‘المُسْلِمَاini‘kata tersebut memiliki vokal kasroh dan termasuk dalam jamak muannats salim, bagian yang juga dibaca jer karena sebelumnya terdapat huruf guci yang berbentuk “عَلَى‘.
Baca lebih lanjut tentang isim mufrad, jamak taksir dan jamak muannast salim at Di Sini.
B. YA (y)
Tanda kedua dari rob jar adalah sebuah surat Ya (y).
Tanda apapun Yamaka itu menjadi tanda guci di tiga tempat:
1. Asmaul Khomsah
Tempat pertama YAA menjadi i’rob jar adalah asmaul khomsah (أسْمَاءُ الخَمْسَةِ), dan kelima nama tersebut adalah:
- أَبِيْكَ – abiika = ayahmu
- أَخِيْكَ – Akhiika = Kakakmu
- حَمِيْكَ – hamiika = pamanmu
- فِيْكَ – fiika = mulutmu
- ذِيْ مَالٍ – dzii maalin = yang memiliki kekayaan
Nah, jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya kelima kata di atas merupakan gabungan (susunan idhofah) dari dua kata yang kemudian dimediasi dengan huruf yaa. Mari kita ambil contoh di atas:
أَبِيْكَ = أَبٌّ+يْ+كَ
Satu hal yang membuat isim asmaul khomsah istimewa adalah harus ditambah dengan huruf yaa (jika dalam keadaan toples). jadi jika Anda menanyakan kata ” أَبِيْكَ ‘Apa perampokan itu? maka jawabannya adalah I’rob jar. tanda toplesnya yaa (bukan kasroh) karena didalamnya terdapat asmaul khomsah.
2. Isim Tasniyah
Yang dimaksud isim tasniyah adalah isim yang berarti dua, ism ini harus ditambah dengan alif dan nun (ِا+ن) di akhir kata ‘rob rofa’, misalnya: ‘كِتَابَانِ’, ditambah yaa dan nun (يْ+نِ) di akhir kata untuk keadaan i’rob nashob dan jer, misalnya: ‘كِتَابَيْنِ’.
Jadi, seperti yang saya katakan sebelumnya, untuk menjadi i’rob jar, isim tasniyah harus ditambah dengan alif dan nun (يْ+نِ) karena tanda jar yang kedua adalah huruf yaa, isim tasniyah. Contoh isim tasniyah beri’rob jar dalam kalimat:
Dua orang Muslim datang نَظَرْتُ إِلَى مُسْلِمَيْنِ
dikatakan dengan baikmuslimaaini” berada dalam keadaan i’rob jar karena memiliki letter jar berupa “ إِلَى‘Tanda guci adalah yaa karena termasuk isim tasniyah.
3. Jamak dari Mudzakkar Salim
Seperti yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya (klik disini) bahwa mudzakkar salim jamaknya adalah wawu dan nun / yaa dan nun, naaah, huruf yaa pada mudzakkar salim jamak ini adalah tanda i’rob jar. lihat contoh berikut:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Hati-hati dengan hurufnya ya’y” pada kata yang saya tandai dengan warna biru ‘ العَالَمِيْنَ‘Kata tersebut dihubungkan dengan huruf yaa, yang merupakan mudzakkar salim jamak, sehingga kata tersebut dibaca guci dengan tanda guci, yaitu huruf yaa.
C. FATHAH (َ)
Tanda i’rob jar yang terakhir adalah fathah, hati-hati fathah ini menjadi tanda i’rob jar jika di isim ghoiru munshorif, berikut penjelasannya
Pada dasarnya isim ghoiru munshorif adalah paham yang tidak menerima tanwin dan bilamana ajarannya harus dibaca dengan fathah. Contoh:
Saya melihat Ahmad نَظَرْتُ إِلَى أَحْمَدَ
Perhatikan kata “ahmad” huruf terakhir dibaca jar karena sebelumnya ada huruf “jar” إِلَى’, nah karena isim (kata benda) setelah huruf guci adalah isim ghoiru munshorif yang tidak menerima tanwin, maka guci i’rob harus dengan fathah, maka jadilah SALAH itu berbunyi ‘إلَى احْمَدِ“(dengan huruf dal dikasroh). Tapi HARUS baca ‘إلَى احْمَدَ‘(harus dibaca dalnya).
Baca semua tentang isim ghoiru munshorif di sini
Referensi:
- Ebook ‘Kitab Mukhtashor Jiddan’