Pengertian Tamyiz (التمييز) dalam Ilmu Nahwu

Memahami Tamyiz (القصير) dalam Ilmu Nahwu

Salah satu komentar dalam ilmu nahwu yang penting adalah tamyiiz. Tamyiiz adalah kata atau lafadz yang dibaca mansub yang berguna untuk menjelaskan kata benda yang samar-samar dalam sebuah kalimat. Berikut definisi dalam kitab jurmiyah;
Assalamualaikum, rahmat dan berkah Allah atasmu
Artinya: Tamyiz adalah sebuah isme yang dibaca nashob yang berguna untuk menjelaskan hal-hal yang samar-samar dalam sebuah kalimat.
Sedangkan pengertian tamyiiz lainnya dalam kitab nahwu wadih adalah
Amin ٌ كَثِيْرَةٌ
Makna: kata (isim) yang fungsinya menerangkan arti kata (isim) sebelumnya.
Contoh
– رَأَيْتُ أرْبَعَةَ عَشَرَ
Artinya: Saya terlihat empat belas tahun
– رَأَيْتُ أرْبَعَةَ عَشَرَ غَنَمًا
Artinya: Saya melihat empat belas ekor kambing

Kalimat pertama pada contoh di atas tidak jelas karena hanya menuliskan kata أرْبَعَةَ عَشَرَ yang artinya empat belas dan tidak melafalkan benda yang dihitung (tamyiznya). Sehingga kalimat tersebut tidak ditulis sebagai kalimat yang utuh dan masih rancu. Jadi pada contoh kedua, angka bilangan أرْبَعَةَ عَشَرَ ditambah dengan kata غَنَمًا yang dengan kata lain adalah kambing, maka kalimat tersebut menjadi sempurna dan dapat dipahami sebagai “Saya melihat empat belas kambing”. Kata kambing/ghonaman adalah tamyiz yang menunjukkan angka أرْبَعَةَ عَشَرَ yang dengan kata lain adalah kambing, maka kalimat tersebut menjadi lengkap dan dapat dimengerti.
Ada dua istilah dalam bahasa ini yang harus dicerna terlebih dahulu sebelum mengetahui pembagian tamyiz, yaitu istilah mumayiz. Jika tamyiz adalah kata yang selalu rancu, maka mumayiz adalah kata rancu yang dijelaskan oleh tamyiz.
Contoh:
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا بَلْحًا
Artinya: Saya membeli setengah kilo kurma.
Kalimat yang menjadi mumayiz adalah kata رِطْلًا yang artinya setengah kilo sedangkan tamyiz dalam kalimat tersebut adalah بَلْحًا artinya kurma. Kata “tanggal” mengungkapkan hitungan “setengah kilo”. Jika kata “date” tidak diucapkan maka kalimat tersebut tidak lengkap dan masih rancu.

distribusi Tamyiz

Tamyiz terbagi menjadi dua jika dilihat dari mumayiznya, yaitu mumayiz malfud dan mumayiz malhud.

1. Mumayiz malfud adalah kalimat yang mengandung tamyiz dan dilengkapi dengan mumayiznya. Biasanya format mumayiz berupa berat, timbangan, luas dan besaran.
Contoh:
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًًا
Artinya: Saya membeli setengah kilo beras
بَعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرًا
Artinya : Penjual itu menjual kepada saya satu meter kain sutera
فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
Artinya : Ada dua puluh ekor kambing di ladang

Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa ketiga kalimat tersebut disertai mumayiz yaitu kata رطلا, مترا, اشرون (kilo, meter, dua puluh), yaitu skala, ukuran dan kuantitas. Maka dengan adanya mumayiz kalimat tersebut disebut mumayiz malfud. Sedangkan kata yang menunjukkan kedudukan/kedudukan sebagai tamyiz pada kalimat di atas adalah رُزًّا, حَرِيْرًا, غَنَمًا (beras, kain sutera, kambing)

2. Tamyiz malhud (ملحوز) adalah Tamyiz yang merupakan peralihan atau peralihan dari Fail, Maful bih dan Mubtada.
> transfer dari file, misal: طاب زيد خُلُقًا, asalnya: طاب خُلُق زيد, memindahkan file (خلق) kembali dan melakukan tamyiz.
> dipindahkan oleh maful bih, contoh: و فجّرنا الأرض عيوناً, aslinya adalah: و فجّرنا عيون الأرز, maful bih (عيون) dipindahkan kembali dan dijadikan tamyiz.
> transfer dari mubtada, contoh: אנא קאפרי מנק מאלא׋, aslinya Mali קאפרי מנק.

Pada ketiga contoh di atas, mumayiz tidak dilafalkan dan hanya dilafalkan tamyiznya saja, yaitu kata حواءا, سرورا, قلبا sehingga kalimat-kalimat tersebut termasuk dalam jenis kedua yaitu mumayiz malhud.

Demikianlah pembahasan singkat tentang Tamyiz, semoga bermanfaat dan selamat belajar. 🙂

Leave a Comment