Pengertian Maful Maah (المفعول معه ) dalam Ilmu Nahwu

Pengertian Maf'ul Ma'ah (المفعول متحة) dalam Ilmu Nahwu

Maf’ul Ma’ah مَفْعُوْلُ مَعَهُ adalah paham manshub yang muncul setelah huruf Wau (و). Namun, wau tidak berarti AND (konjungsi). Tetapi itu memiliki arti atau kesatuan yang sama. Oleh karena itu, maf’ul ma’ah disebut juga wau ma’iyyah, sehingga wawu maiyah memiliki arti yang sama dengan maf’ul ma’ah.

Contoh: سِرْتُ وَالْجَبَلَ (Saya berjalan dengan gunung). Kata الْجَبَلَ dibaca manshub dengan harakat fathah karena maf’ul ma’ah dalam format isim mufrod. Contoh lain:
جَاءَ المُّ وَوَلَدُهَا وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ > “Seorang ibu dan anaknya datang saat matahari terbenam”
إسْتَيْقَظَ زَيْدٌ وَتَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ > “Zaid bangun dengan kicauan burung”
رَجَعَ زَيْدٌ وَطُلُوْعَ الْفَجْرِ > “Zaid kembali dengan fajar menyingsing”

Baca juga: Maf’ul Mutlaq, Maf’ul Liajlih, Maf’ul Bih dan Maf’ul Fiih.

Bagaimana cara memisahkan Wau Ma’iyyah dari Wau ‘Athaf
Sebelumnya saya telah mencatat tentang wau athaf di bab tentang athaf. Karena disini kita berbicara tentang masalah wau ma’iyyah. Ada aku dan kamu perlu tahu bedanya.

1. Jika wau athof, i’rob (harokat) mengikuti lafadz sebelumnya. Jika itu harokat fathah maka ma’tufnya juga fathah. jika kasroh maka kasroh juga. Jika harokat adalah dhammah maka ikutilah dhammah. Berbeda dengan wawu ma’iyyah. I’robnya harus nashob seperti yang didefinisikan di atas. Contoh: جَاءَ عُمَرُ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Umar datang dengan matahari terbenam) Kata غُرُوْبَ manshub dengan harokat maf’ul fathah

2. Pemisahan Wau Ma’iyyah dan Wau ‘Athaf juga dapat dilihat dari maknanya. Jika Wau ‘Athaf artinya DAN (konjungsi), maka Wau Ma’iyyah artinya BERSAMA.

SYARAT MAF’UL MA’AH

1. Bentuk isim Fadhlah
Adanya nama ini tergolong sebuah keunggulan. Intinya tanpa isme sebenarnya angka sudah bisa dipahami
contoh: دَعِ الذَّالِمَ وَالأَيَّامَ

2. Sebelum Wawu Ma’iyyah ada Bilangan, misalnya جَاءَ الاَمِيرُ وَالجَيْسَ (raja berkumpul dengan tentara)

3. Maf’ul ma’ah terletak tepat setelah huruf WAU yang disebut WAU ma’iyyah. Tidak boleh ada lafadz pemisah sebelumnya.

4. WAU ma’ah menunjukkan penyatuan, bukan kata penghubung

Berikut contoh maf’ul ma’ah atau wau ma’iyyah:
غَزَا الرِجَالُ وَالْقَائِدَ (laki-laki berperang dengan panglima tertinggi)
ذَهَبَ التُّجَّارُ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (para pedagang berangkat saat fajar)
شَرِبَ الْمُدَرِّسُ وَ التِّلْمِيْذَ (Guru minum bersama siswa)
وَقَفَ الْوَلَدُ وَ الضِّيْفَ (Anak itu tinggal bersama tamu)
جَاءَ عُمَرُ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Umar datang dengan matahari terbenam)
جَاءَ مُحَمَّدٌ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (Muhammad datang dengan matahari terbit)

Leave a Comment