![Arti kata Mudzakkar Salim jamak [جمع المذكّر السالم] Bersama dengan Persyaratan dalam Ilmu Nahwu Arti kata Mudzakkar Salim jamak [جمع المذكّر السالم] Bersama dengan Persyaratan dalam Ilmu Nahwu](https://1.bp.blogspot.com/-BcfkmaqN1sE/XmCsCwRnKqI/AAAAAAAAAIo/d5jl9ZBgjnoj_FO7G7lA8RYsiRGm_M__QCLcBGAsYHQ/s640/jamak%2Bmuannats%2Bsalim.jpg)
Arti kata Mudzakkar Salim jamak [جمع المذكّر السالم]
jumlah [Jamak] sendiri berarti isim yang memiliki tiga arti atau lebih dengan tambahan di akhir kata.
Adapun apa artinya المذكّر [Mudzakkar] adalah kata benda yang menunjukkan laki-laki. Contoh:
المُسْلِمُ [Orang islam ‘laki-laki]
المُؤْمِنُ [Orang beriman ‘laki-laki]
Adapun apa artinya Al Juma Al Salam [Jamak Salim] itu adalah isme bahwa mufrod itu sehat [terhindar dari huruf illah]. Jadi jamak dari salim adalah ada tambahan wawu dan nun atau yaa dan nun di akhir kata, seperti contoh berikut:
“عَالِمُوْنَ و عَالِمِيْنَ” ‘Mereka yang berilmu’
Jadi apa artinya itu جمع المذكّر السالم [Jamak Mudzakkar Salim] adalah isme yang bila jamak ditambah dengan huruf wawu dan nun bila berupa rofa’. Contoh:
قَدْ افْلَحَ المُؤْمِنُوْنَ “Orang percaya menang“
dan ditambah dengan huruf yaa dan nun di akhir kata ketika dalam kondisi nashob dan guci. Contoh:
kapan Nashob: اكْرِمْ المُجْتَهِدِيْنَ “Maha suci para mujtahid”
ketika Jar: احْسِنْ إلَى العَالَمِيْنَ “Berbaik hatilah pada alam semesta”
Istilah Jamak Mudzakkar Salim
Sebuah isme tidak bisa jamak mudzakkar salim-kan, kecuali dalam dua kasus berikut:
Pertama, Ini menunjukkan arti “alam”. [nama] orang yang berakal, dengan syarat ditinggalkan oleh Ta’ marbutahoh [ــة] dan tarkib, misalnya:
احْمَدُ
سَعِيْدٌ
خَالِدٌ
Kedua, Menjadi ciri isim mudzakkar yang cerdas, dengan syarat harus bebas dari ta’ Relatedhoh [ــة]tetapi mungkin termasuk ta’ legathoh, atau ism menunjukkan arti tafdhil [sifat yang melebihkan sesuatu]contoh:
عَالِمٌ “Orang yang mengerti”
كِاتِبٌ “Orang yang menulis”
افْضَلُ “lebih utama”
اكْمَلُ “Lebih sempurna”
Adapun kata-kata “عَالِمٌ dan كِاتِبٌ” keduanya diam atau tidak memiliki ta’ terkaithoh, tetapi jika ditambahkan ta’ terkaithoh menjadi “كِاتِبَةٌ dan عَلِمَةٌ”.
Sedangkan kata ” sama-sama diam atau tidak termasuk huruf ta’ marbutahoh dan sebenarnya bisa saja tidak termasuk ta’ relatothoh, tetapi keduanya termasuk dalam istilah tafdhil.
Baca juga:
Pengertian Isim Tafdhil dalam Ilmu Nahwu
Berbeda dengan poin kedua di atas, ada kata sifat yang tidak dapat dijamak seperti mudzakkar salim-kan, kecuali kata sifat tersebut harus bebas dari ta’ ta’nits, maka jika kata sifat tersebut memenuhi syarat bebas dari ta’ ta’nits . juga harus memenuhi salah satu dari dua syarat berikut:
* dapat menerima ta’ ta’nits
* Bisa juga tafdhil isim
jika kata sifatnya tidak menerima ta’ ta’nits bahkan tidak menunjukkan arti tafdhil, maka tentu tidak bisa jamak seperti mudzakkar salim-kan, misalnya:
احْمَرُ
bersabarlah
قَتِيْل
Diskusi Semua Bab:
+ ‘أفعل dan فَعْلَاء’ contoh: ‘أحْمَرُ dan حَمْرَاءُ’
+ ‘فَعْلان dan فَعلى’, misalnya: ‘سَكْرَانُ dan سَكْرَى’
+ atau semua kata yang memiliki mudzakkar dan muannat yang sama, misalnya: غُيورٌ dan جَرِيْحٌ , maka keduanya tidak boleh jamak seperti mudzakkar salim-kan karena kata sifat tersebut memiliki mudzakkar yang sama dengan muannat.
Demikianlah pembahasan singkat tentang mudzakkar salim jamak, pembahasan di atas diambil dari kitab jami’ud durus jus 2, hal. 17-18. teman-teman bisa membacanya secara lengkap disini, atau yang belum punya bukunya bisa klik link dibawah ini untuk mendownloadnya secara gratis.
DOWNLOAD KITAB JAMI’UD DURUS AL-ARABIYYAH LENGKAP (Juz 1, 2, dan 3 ‘Lengkap’) file PDF
Referensi:
- Buku Jami’ud Durus Juz 1 hal. 159-160.